PEWARNA DALAM BATIK
Terdapat dua jenis dalam pewarnaan batik, yaitu :
1. Pewarna Alami
Pewarna Alami
Dalam membuat karya batik pewarna menjadi salah satu elemen penting untuk menciptakan karya seni batik yang indah dipandang mata. Bahan pewarna alami batik biasanya dibuat dari bahan ekstrak tumbuh-tumbuhan, mulai dari akar, batang, kulit, daun, bunga maupun buahnya. Beberapa bahan pewarna alami diantaranya :
1. Teh (Camelia sinensis),
Daun teh selain dapat dimanfaatkan untuk membuat minuman, bagian daun yang sudah tua bisa dimanfaatkan untuk zat pewarna alami batik. Bagian daun teh ini jika diolah akan dapat menghasilkan warna cokelat pada kain yang dibatik.
- 2.Alpukat (Persea),
- Tanaman berbiji tunggal ini selain dapat menghasilkan buah yang banyak vitaminnya juga dapat menghasilkan bahan alami batik. Daunnya yang cukup banyak dan mudah didapatkan ini bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan warna hijau kecoklatan pada batik.
- 3.Jati (Tectona Grandis L),
- Pohon Jati merupakan salah satu tanama keras yang kayunya bisa menjadi bahan terbaik pembuatan mebel ataupun bahan bangunan rumah. Pohon Jati hingga saat ini masih sangat mudah ditemukan di desa-desa maupun di hutan. Daunnya yang lebar dan rimbun saat musim hujan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pewarna alami batik. Daun Jati yang masih muda biasanya memiliki warna hijau kecoklatan, daun muda inilah yang dapat digunakan sebagai pewarna alami batik yang menghasilkan warna merah kecoklatan.
- 4.Indigo/tarum (Indigofera tinctoria),
- Tanaman Tarum merupakan salah satu tanaman perdu yang ada di sekitar kita. Daun maupun ranting dari tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pewarna batik yang menghasilkan warna biru.
- 5.Mangga (Mangitera Indica Lina),
- Pohon mangga selain dapat dimanfaatkan buahnya untuk dimakan, bagian kulit kayu pohon ini bisa digunakan untuk bahan dasar membuat pewarna batik. Kulit kayu dan daun pohon mangga jika diolah bisa menghasilkan warna hijau pada batik alami.
- 6.Pace/Mengkudu (Morinda citrifolia),
- Tanaman mengkudu hingga saat ini masih mudah dijumpai dan ditemukan karena tanaman ini merupakan tanaman obat yang bisa menyembuhkan beberapa penyakit. Jika ingin membuat pewarna batik alami, akar pohon mengkudu dapat dimanfaatkan dan diolah untuk menghasilkan warna merah.
- 7.Andong (Cardyline Futicosa Backer),
- Andong merupakan jenis tanaman yang biasanya ditanam di halaman rumah sebagai tanaman hias. Tanaman ini berasal Asia Timur dan hidup di dataran rendah hingga ketinggian 1.900 m di atas permukaan laut. Andong termasuk tanaman perdu tumbuh tegak dengan tinggi mencapai 2-4 m. Daun andong merupakan daun tunggal dengan warna hijau atau merah kecoklatan, dari daun inilah yang dapat menghasilkan warna hijau ketika diolah menjadi bahan alami batik.
- 8.Kelapa (Cocos nucifera),
- Pohon kelapa merupakan salah satu pohon yang seluruh bagiannya dapat dimanfaatkan oleh manusia, baik dari akar, batang, buah, daun, kulit kayu dan lain sebagainya. Untuk pembuatan bahan batik alami, kulit luar (sabut/serabut) buah kelapa bisa dijadikan bahan pewarna. Warna yang dihasilkan adalah krem kecoklatan.
- 9.Putri Malu (Mimosa Pudica),
- Tanaman putri dapat dijumpai dimanapun juga, mulai di pinggir jalan, semak-semak belukat ataupun di kebun. Ciri khas tanaman Putri malu adalah ketika daunnya disentuh maka ia akan menutup. Bunga dan daun putri malu dapat digunakan sebagai pewarna alami batik yang menghasilkan warna kuning kehijau-hijauan.
- 10.tingi (Ceriops condolleana), jambal (Pelthopherum pterocarpum) dan tegeran (Cudrania javanensis),
- merupakan tiga jenis tumbuhan yang dapat dicampur menjadi satu dari kulit dan kayunya sehingga menghasilkan warna soga pada kain batik.
- 11.Secang (Caesaslpinia Sapapan Lin),
- Tanaman secang selain dapat digunakan sebagai minuman kesehatan, jenis tanaman keras ini dapat diambil bagian kulit kayunya untuk menghasilkan warna merah pada pembuatan pewarna batik alami. Warna merah adalah hasil oksidasi, setelah sebelumnya dalam pencelupan berwarna kuning.
- 12.Kunyit (Curcuma domestica val),
- Merupakan salah satu tanaman obat dan bumbu kuliner yang juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pewarna batik. Bagian tanaman yang diambil adalah rimpang dan umbi akarnya yang dapat menghasilkan warna kuning.
- 13.Bawang Merah (Allium ascalonicium L),
- Selain bisa dimanfaatkan sebagai bumbu masak, bawang merah yang dapat digunakan sebagai bahan pewarna batik. Bahan yang diambil adalah bagian kulit yang dapat menghasilkan warna jingga kecoklatan.
Pewarna Sintetis
Zat pewarna sintetis atau buatan merupakan zat pewarna yang dibuat dengan bahan-bahan kimia tertentu sehingga dapat digunakan untuk mewarnai kain. Memang ada banyak sekali zat pewarna sintetis yang dapat digunakan untuk mewarnai bahan tekstil, namun tidak semua bahan dapat digunakan karena saat proses pewarnaan batik tidak boleh menggunakan proses pemanasan, jika pewarnaan dilakukan dengan pemanasan maka bisa dipastikan lilin/malam batik akan meleleh. Berikut bahan pewarna sintetis yang sering digunakan diantaranya :
,1.Naphtol,
Zat pewarna sintetis ini digunakan dalam proses pewarnaan dengan teknik celup, terdiri dari dua bagian yang memiliki fungsi berbeda yakni naphtol dasar dan pembangkit warna. Naphtol dasar (penaphtolan) biasanya digunakan pertama kali dalam proses pewarnaan, pada pencelupan pertama ini warna belum nampak dalam kain, untuk membangkitkan warna dalam kain dibutuhkan larutan garam diazonium sehingga akan memunculkan warna sesuai yang diinginkan. Secara teknis Naphtol tidak bisa larut dalam air, untuk melarutkannya biasanya para perajin menggunakan zat lain seperti kostik soda.
2.Indigosol,
Zat pewarna sintetis atau buatan merupakan zat pewarna yang dibuat dengan bahan-bahan kimia tertentu sehingga dapat digunakan untuk mewarnai kain. Memang ada banyak sekali zat pewarna sintetis yang dapat digunakan untuk mewarnai bahan tekstil, namun tidak semua bahan dapat digunakan karena saat proses pewarnaan batik tidak boleh menggunakan proses pemanasan, jika pewarnaan dilakukan dengan pemanasan maka bisa dipastikan lilin/malam batik akan meleleh. Berikut bahan pewarna sintetis yang sering digunakan diantaranya :
,1.Naphtol,
Zat pewarna sintetis ini digunakan dalam proses pewarnaan dengan teknik celup, terdiri dari dua bagian yang memiliki fungsi berbeda yakni naphtol dasar dan pembangkit warna. Naphtol dasar (penaphtolan) biasanya digunakan pertama kali dalam proses pewarnaan, pada pencelupan pertama ini warna belum nampak dalam kain, untuk membangkitkan warna dalam kain dibutuhkan larutan garam diazonium sehingga akan memunculkan warna sesuai yang diinginkan. Secara teknis Naphtol tidak bisa larut dalam air, untuk melarutkannya biasanya para perajin menggunakan zat lain seperti kostik soda.
2.Indigosol,
Zat warna Indigosol biasa digunakan untuk menghasilkan warna-warna yang lembut pada kain batik, dapat dipakai dengan teknik celup maupun colet (kuas). Proses penggunaan zat warna Indigosol juga hampir sama dengan penggunaan Naphtol, pencelupan dibutuhkan dua kali proses. Proses pertama sebagai pencelupan dasar dan yang kedua untuk membangkitkan warna. Warna akan dapat muncul sesuai yang diharapkan setelah dilakukan oksidasi, yankni memasukkan kain yang telah diberi Indigosol ke dalam larutan asam sulfat atau asam florida (HCl atau H2SO4) ataupun Natrium Nitrit (NaNO2).
3.Rapid,
merupakan salah satu zat warna yang biasa dipakai untuk membatik dengan teknik colet. Terdiri dari campuran naphtol dan garam diazonium yang distabilkan. Untuk membangkitkan warna biasanya digunakan asam sulfat atau asam cuka.
Zat pewarna sintetis lainnya yang berfungsi sebagai zat pembantu dalam proses pewarnaan batik diantaranya caustic soda, soda abu, TRO (Turkish Red Oil), teepol, asam chloride, asam sulfat, tawas, kapur, obat ijo/air ijo dan minyak kacang.
Sumber :
zat-pewarna-pada-pembuatan-batik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar